Menu
Komunitas

Komunitas

Mengubah Karma Menjadi Misi Meraih Impian

“Cadut”, “Babi Kecil”, “Si Gendut”, begitulah orang-orang memanggil saya sejak kecil. Memiliki bentuk badan yang besar sejak dilahirkan membuat orang-orang memanggil saya dengan sebutan-sebutan seperti itu hingga remaja.

Tanpa sadar panggilan-panggilan yang awalnya hanya sekedar gurauan perlahan-lahan mempengaruhi kepercayaan diri saya. Memiliki badan langsing seperti model tentu merupakan impian kebanyakan perempuan.

Belum lagi tuntutan masyarakat dan juga pengaruh dari berbagai media yang membentuk pandangan bahwa wanita yang ideal harus berparas cantik dan langsing. Bentuk tubuh saya pun seringkali dibanding-bandingkan dengan orang lain. Akhirnya saya terperangkap dalam pola diet yang destruktif.

Saya melakukan pola diet yang sangat ekstrem. Saya menargetkan penurunan berat badan 5 kg dalam sebulan. Saya hanya makan 1 jenis makanan atau minuman untuk asupan gizi setiap hari selama satu bulan. Saya hanya makan 1 potong tahu dalam satu hari, di hari selanjutnya hanya minum 1 liter jus jambu, atau 1 potong roti gandum atau pisang dalam satu hari. Saya sering membatasi asupan hanya 300 kalori per hari, padahal umumnya remaja perempuan memerlukan sekitar 2200 kalori per hari.

Ketika diet saya berhasil, banyak orang memuji saya. Pujian mereka membuat saya senang dan percaya diri. Namun apabila saya mulai berhenti diet, orang sekeliling mengatakan, “Gendutan kamu Thasya, diet lagi”.

Saya selalu mendengar komentar-komentar yang mengarah ke fisik dan bentuk tubuh setiap hari sehingga akhirnya kepercayan diri saya jatuh ke titik terendah. Saya mulai meremehkan diri sendiri, menjadi murung dan merasa tidak berarti.

Suasana jiwa saya menjadi sangat rendah. Ketika saya merasa tidak puas dengan apa yang saya lakukan, baik dalam kuliah ataupun pekerjaan, saya akan menyakiti diri dengan diet yang ketat. Saya merasa dengan diet seperti itu saya akan jauh lebih kuat, tetapi kenyataannya saya semakin memburuk dan lemah.

Setelah menjalani diet terus menerus, lama kelamaan saya merasa diet yang selama ini saya lakukan sudah tidak bisa lagi membuat saya kurus. Rasa lapar dan sakit kepala yang biasanya saya alami pun, sudah biasa saja. Dan setelah semua itu sudah saya lewati, saya pun akhirnya mulai mengenal Bulimia.

Bulimia adalah memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan, dan itu merupakan salah satu penyakit mental (gangguan pola makan). Setelah bulimia menjadi kegiatan sehari-hari saya akhirnya mencari cara lain untuk kurus, yaitu dengan cara meminum pil pencahar, yang semakin hari semakin saya tambah dosisnya. Mulai dari satu pil, dan akhirnya menjadi tiga pil setiap hari.

Pola hidup dan sakit mental seperti itu, menyebabkan saya memiliki banyak penyakit. Saya mulai mengalami gangguan saat menstruasi. Terkadang saya bisa menstruasi hampir satu bulan penuh, dengan kondisi tubuh kekurangan darah. Hormon saya menjadi terganggu karena pola hidup saya yang merusak diri.

Banyak dampak negatif pada kesehatan saya, seperti gigi yang mudah copot dan berlubang, kuku mudah patah, kulit kering, mudah stress, emosi tidak stabil, dan sebagainya. Dan yang paling parah dan menakutkan adalah ketika saya mengalami sakit di bagian tulang, dan menyebabkan saya kesulitan berjalan.

Selagi saya mengalami hal tersebut, saya tidak membiarkan kondisi itu menghalangi saya untuk beraktivitas. Tapi itulah yang menjadi tantangan dalam diri saya sendiri.

MEMAHAMI ARTI KEBAHAGIAAN YANG SESUNGGUHNYA

Saya terus melakukan kegiatan di Soka Gakkai, tugas pundarika, dan apapun itu selagi saya sanggup. Dengan aktif di kegiatan susunan, secara perlahan saya pun mulai menyadari pola merusak yang selama ini saya lakukan tanpa sadar. Dengan mendengarkan bimbingan dari Ikeda Sensei, saya semakin memahami arti kebahagiaan yang sesungguhnya dan misi hidup saya.

Dari awal saya melakukan diet hingga akhirnya saya sakit, saya masih belum mengetahui bahwa saya mengalami penyakit gangguan pola makan. Sampai akhirnya saya bertemu Vani dan Chyntia. Vani dan Chyntia merupakan jodoh baik untuk saya.

Saya sangat berterima kasih karena memiliki teman seperti mereka. Apabila salah satu dari kami tidak ada yang membuka diri mengenai penyakit ini dan menceritakannya ke orang lain, mungkin saya atau Vani pun masih melakukan bulimia sampai sekarang. Vani membutuhkan psikolog dan ahli gizi untuk sembuh, namun saya bertekad untuk sembuh melalui hati kepercayaan ini, dengan Gongyo dan Daimoku.

Nichiren Daishonin mengatakan,

“Yang lebih berharga daripada harta gudang adalah harta badan, dan harta hati adalah yang paling berharga dari semuanya. Dari saat Anda membaca surat ini, berusahalah untuk mengumpulkan harta hati!” (“Perihal Tiga Harta”, WND-1, hlm. 851)

Pada saat itu saya sangat sulit menjalani masa-masa pemulihan. Diperlukan keberanian dan tekad yang kuat sekali untuk tidak kembali ke pola hidup seperti itu. Akhirya dengan kekuatan Gohonzon-lah saya bisa mengatasi penyakit saya tersebut.

Melalui pengalaman yang menyakitkan itu, saya bertekad untuk bisa menyelamatkan dan memberikan edukasi kepada generasi muda yang menghadapi masalah dan penyakit serupa. Tekad saya saat ini ialah menyelamatkan teman-teman yang memiliki kesulitan yang sama seperti saya.

Saya sempat berpikir, bila saya tidak mendapat perlakuan seperti itu sedari kecil, mungkin saya tidak akan mengalami gangguan pola makan. Namun pikiran-pikiran yang menyalahkan lingkungan itu saat ini telah berubah menjadi misi hidup saya.

MENGUBAH PENDERITAAN MENJADI MISI HIDUP

Ketika itu, saya berdoa untuk bisa menerima semua ini dan bertekad mengubah pengalaman saya menjadi misi untuk memberitahukan kepada orang lain bahayanya body shaming (mencela orang lain atau diri sendiri karena penampilan fisiknya).

Saya bertekad untuk memberitahu orang-orang yang terkena body shaming untuk tidak menyalahkan lingkungan, tetapi perkuatlah jiwa diri sendiri. Saat ini saya bersama dengan kedua teman saya membentuk sebuah kampanye sosial, yang dinamakan Curvaceous, dengan misi untuk menyelamatkan teman-teman yang memiliki tekanan mental serta menderita penyakit  gangguan pola makan.

Kami sedang melakukan pelatihan untuk membuat kampanye ini lebih dikenal dan memberikan dampak yang baik bagi generasi muda saat ini. Dan kami mendorong agar generasi muda akan jauh lebih menghargai dan mencintai diri mereka sendiri, dan memberikan pengetahuan tentang bahaya body shaming ini kepada yang lainnya.

Di sela-sela kesibukan saya dengan berbagai aktivitas, setelah lulus kuliah saya harus berjuang untuk mencari pekerjaan. Saya sempat melamar ke beberapa perusahaan, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Saya mengirimkan lamaran ke 60 perusahaan dalam 2 minggu. Tetapi hanya 5 perusahaan yang memanggil saya untuk wawancara.

DOA UNTUK MISI AGUNG KOSENRUFU, PASTI TERJAWAB

Pada saat itu, saya berdoa untuk mendapatkan pekerjaan yang mendukung saya menjalankan tugas kosenrufu, hari sabtu dan minggu libur. Selain itu saya berdoa untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa mendukung Pameran Sutra Bunga Teratai, dan dapat mengeluarkan potensi yang saya miliki.

Selama menunggu kepastian kerja, saya pun mulai mendapatkan pekerjaan sebagai pembawa acara di pesta ulang tahun. Saya sangat berterima kasih kepada susunan Soka Gakkai, karena lewat kegiatan kosenrufu yang saya jalani selama ini saya dapat mengeluarkan bakat-bakat terpendam dalam diri saya. Benar-benar tidak ada yang sia-sia dalam kosenrufu.

Beberapa bulan kemudian, akhirnya saya mendapatkan panggilan dari salah satu perusahaan. Saya menjalani wawancara dan tes untuk masuk ke perusahaan tersebut. Beberapa pelamar memiliki pengalaman yang jauh lebih hebat di bidang itu ketimbang saya.

Tetapi doa saya tetaplah sama, yaitu saya ingin agar perusahaan ini dapat mendukung dan membuka potensi saya untuk Pameran Sutra Bunga Teratai di tahun 2019.

Setelah menjalani beberapa tahapan seleksi, akhirnya saya berhasil masuk ke salah satu perusahaan pertelevisian besar di Indonesia. Semua doa saya terjawab: saya mendapatkan pekerjaan di bidang pengelolaan media sosial, yang sama dengan tanggung jawab di bagian media sosial dalam Pameran Sutra Bunga Teratai, dan bisa libur pada hari Sabtu dan Minggu, padahal biasanya perusahaan media memiliki jam kerja yang tidak pasti.

Saya bertekad menyukseskan Pameran Sutra Bunga Teratai dan mengenalkan hati kepercayaan Buddhisme ini kepada orang-orang di sekitar saya menuju 10.000 anggota di tahun 2020.

Ikeda Sensei memberikan dorongan semangat kepada generasi muda,

“Mungkin ada kalanya kita iri terhadap orang lain. Tetapi orang lain adalah orang lain dan Anda adalah Anda. Daripada membandingkan kebahagiaan dan penderitaan Anda dengan orang lain, Anda harus berusaha melampaui batas-batas Anda dalam situasi saat ini. Orang yang bisa melakukan ini adalah pemenang sejati dalam hidup.”