Menu
Komunitas

Komunitas

Mengubah Karma Menjadi Misi Meraih Impian

 

Pada edisi bulan Maret ini, Soka Spirit ingin berbagi tiga cerita pengalaman dari Bagian Divisi Mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dengan penuh keberanian untuk dapat melanjutkan pendidikannya dengan sikap pantang menyerah.

 

 

 

Silvia

Honbu 3, Jakarta

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Bina Nusantara

Nama saya Silvia, berasal dari Tanjung Pinang dan saya seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi jurusan Akutansi disalah satu perguruan tinggi di Jakarta. Saya merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Pada awalnya didalam keluarga hanya mama saya yang shinjin, walaupun papa saya tidak shinjin tapi ia selalu mendukung mama saya. Papa merupakan orang yang sangat bijaksana.

Pada November 2011 silam, papa saya meninggal dan pada saat itu juga mama langsung mengshakubuku saya. Mama sungguh-sungguh ingin anak-anaknya bahagia melalui hati kepercayaan ini dan saya pun bertekad untuk tidak pernah mengecewakan mama dan akhirnya saya mulai aktif di susunan Soka Gakkai Indonesia di Tanjung Pinang.

Selama di Tanjung Pinang, saya aktif sebagai pundarika serta mengikuti salah satu kebudayaan generasi muda Tanjung Pinang yaitu Soka Dance Team. Motivasi terbesar saya untuk mengikuti Soka Dance Team ialah saya ingin membalas budi kepada Ikeda sensei dan saya percaya bahwa perdamaian dapat terwujud lewat pertukaran kebudayaan

Pada suatu hari, mama tiba-tiba bercerita tentang kondisi ekonomi keluarga yang semakin hari semakin memburuk. Ternyata, sebelum papa saya meninggal kondisi ekonomi keluarga sudah sangat tidak baik. Saya tentu sangat sedih karena saya tidak bisa membantu mama dalam masalah ekonomi, yang bisa saya lakukan saat itu hanyalah daimoku, menjalankan kosenrufu sepenuh hati dan juga giat dalam belajar di sekolah.

Pada saat kelas 3 SMA saya bertekad ingin melanjutkan pendidikan saya ke salah satu  perguruan tinggi yang ada di Jakarta. Saya mendaftarkan diri dan mengikuti ujian beasiswa. Akhirnya saya mendapat beasiswa sebesar 50%, tetapi harus membayar sisa biaya 50% nya yang jumlahnya tidak sedikit. Setelah berpikir lama, saya sempat merasa ingin menyerah karena ekonomi keluarga yang sangat tidak memungkinkan.

Tetapi, mama saya selalu menyemangati saya untuk tidak khawatir soal biaya dan ia selalu berkata bahwa saya harus memperkuat daimoku dengan keyakinan yang kuat bahwa saya pasti bisa kuliah.

Berkat dorongan semangat dari mama, saya mulai bertekad kembali untuk bisa kuliah dan memperkuat hati kepercayaan saya. Bagi saya, mama saya adalah sosok yang sangat kuat, ia tidak pernah mengeluh kondisi ekonomi sekarang. Dan ia selalu memancarkan sinar harapan untuk saya.   

Nichiren Daishonin pernah berkata bahwa “Orang yang benar-benar tulus  melaksanakan hati kepercayaan ini pasti akan dilindungi oleh dewa-dewi seluruh alam semesta”.

Akhirnya setelah saya terus berdaimoku, tiba-tiba kakak kandung saya yang sudah bekerja, mendukung saya dengan membayar 50% sisanya dan akhirnya saya bisa kuliah di Jakarta. Kekuatan Nam-myoho-renge-kyo sangatlah luar biasa.

Selama saya kuliah saya mengalami banyak tantangan salah satu nya ialah saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru  di Jakarta. Namun, Saya pernah membaca bimbingan Ikeda sensei yang ada di dalam buku Discussion On Youth yang mengatakan “Tidak peduli sesulit apapun situasi kalian, saat ini kalian hidup. tidak ada harta yang bernilai dari pada kehidupan itu sendiri. Jangan menghancurkan atau merusak harta itu dengan menyerah dengan perasaan putus asa. Ikeda sensei melanjutkan bimbingannya bahwa kita harus kuat dan tidak takluk, jangan menjadi orang yang mengandalkan orang lain”.

Pada saat memasuki semester dua, saya mulai bertekad untuk mencari pekerjan karena ingin meringankan beban mama. Saya mulai mencari kerja yang tidak mengganggu waktu kuliah dan dapat tetap aktif disusunan. Berkat daimoku yang diiringi untuk tekad kosenrufu,  akhirnya saya mendapatkan pekerjaan yang tidak mengganggu kuliah waktu kuliah dan bisa aktif dalam susunan. Saat ini saya bekerja staff promosi event di Universitas tempat saya belajar sambil melanjutkan kuliah saya.

Saya bertekad kepada diri sendiri untuk menjadi matahari tidak peduli apapun yang saya hadapi sekarang,  fajar akan selalu merekah, cuaca cerah akan selalu kembali dan musim semi pasti akan tiba.

Saya juga ingin berterima kasih memiliki teman-teman seperjuangan saya yang senantiasa selalu mendukung saya sehingga saya menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

 

Olivia Wijaya

Honbu Jawa Barat

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kwik Kian Gie

Selamat pagi nama saya Olivia dari Shibu Bekasi Barat. Sekarang saya sedang melanjutkan pendidikan di salah satu Universitas di Jakarta jurusan akuntansi dan juga sedang bekerja full time di salah satu perusahaan bagian pemasaran. Saya merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara dan dikeluarga hanya saya dan mama saja yang melaksanakan hati kepercayaan ini.

Titik tolak saya mengikuti hati kepercayaan ini saat doa kami terjawab, sekeluarga kami  dapat pindah ke rumah kontrakan bersubsidi di daerah Bekasi. Sejak saat itu saya pun mulai aktif mengikuti pertemuan Generasi Muda di Shibu Bekasi Barat dan juga bertekad untuk berkontribusi demi kemajuan kosenrufu.

Memasuki SMK, saya berinisiatif  untuk mencari pekerjaan disela-sela liburan sekolah untuk membantu ekonomi keluarga. Saat itu saya melamar menjadi Sales Promotion Girl (SPG) di Pekan Raya Jakarta namun dari sekian banyak lamaran, tidak satupun diterima. Saya merasa putus asa, namun mama dengan penuh keyakinan selalu menyemangati dan mendorong saya untuk berdaimoku. Saya pernah membaca Bimbingan dari Nichiren Daishonin yang mengatakan “Walau orang menunjuk bumi dan meleset, walau orang bisa mengikat angkasa, walau pasang surut lautan berhenti, dan matahari terbit di barat, tidak akan pernah terjadi bahwa doa-doa pelaksana Sutra Bunga Teratai tak terjawab.”

Berkat daimoku dan gongyo secara rutin, sehari sebelum Pekan Raya Jakarta dibuka saya mendapatkan pekerjaan disalah satu counter produk minuman. Saya melakukan pekerjaan ini berlanjut hingga saya lulus SMK.   

Setelah saya lulus SMK tahun 2014, saya mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan di Jakarta. Saya tidak dapat melanjutkan pendidikan saya ke Universitas pada saat itu dikarenakan ada tunggakan pembayaran di SMK saya dulu. Walaupun kenyataan kondisi saya sangat sulit, tetapi saya bertekad ingin berkuliah karena saya ingin memupuk dan mengasah daya pikir serta dapat mengembangkan diri saya. Saya mengingat bimbingan Toda Sensei yang mengatakan bahwa “ Pendidikan dapat disamakan dengan mendaki gunung, semakin tinggi mendaki maka semakin luas cakrawala yang dipandang dan semakin luas dunia yang terungkap.”  Perlahan-lahan dengan gaji yang saya dapatkan selama bekerja akhirnya saya dapat melunasi tunggakan tersebut. Pada tahun 2015 saya bertekad untuk mendaftar kuliah tapi keuangan saat itu ternyata masih belum mencukupi.

Saya teringat bimbingan Ikeda Sensei yang mengatakan “ Ketika kita terjatuh ke-7 kali maka beranikan diri untuk bangkit yang ke-8 kalinya, sehebat apa pun impian kita, semulia apa pun gagasan ideal kita, atau setinggi apa pun harapan kita, pada akhirnya kita membutuhkan keberanian untuk mewujudkannya”.  Saya terus menabung, berdoa, dan tidak pernah menyerah.

Pada tahun 2016 saya memberanikan diri untuk mendaftar kembali kuliah karena uang tabungan saya mencukupi saat itu, namun ternyata tidak berjalan mulus. Banyak sekali tantangan yang saya hadapi salah satunya yaitu adik saya meminta uang untuk membayar uang sekolahnya yang sudah menunggak 2 bulan. Saya pun mengurungkan diri untuk berkuliah dan memutuskan membayar uang sekolah adik saya, padahal saat itu saya sudah membayar sekitar setengah uang masuk kuliah.

Walaupun tantangan muncul satu per-satu yang ingin membuat saya menyerah, tetapi saya terus berdaimoku dengan sungguh-sungguh dan terus memperkuat hati kepercayaan. Melalui usaha yang gigih dalam pekerjaan dan juga terus aktif dalam kegiatan Kosenrufu akhirnya saya dapat kuliah di Universitas Kwik Kian Gie di tahun 2017.

Saya sungguh berejeki karena di kampus ini tidak perlu membayar uang masuk kuliah dan pembayaran uang semester dapat dicicil, sungguh kurnia yang luar biasa!

Kemudian tantangan pun kembali muncul, pada tahun yang sama perekonomian perusahaan saya sedang memburuk sehingga saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan. Dan sekali lagi saya sangat berejeki karena pihak kampus mau membantu dan meringankan saya dalam segi keuangan setelah saya menceritakan kondisi saya saat itu.

Dengan tekad dan berdoa, saya pun mendapatkan pekerjaan kembali dengan gaji yang lebih besar dibandingkan kantor sebelumnya sehingga saya dapat menabung, membayar kuliah, dan membiayai hidup saya tanpa harus menghemat extra. Saya bekerja di perusahaan tersebut selama 8 bulan karena lagi-lagi terdapat banyak sekali permasalahan di internal perusahaan.

Akhirnya saya pun kembali mengganggur, tetapi selama menganggur saya menjalankan bisnis Event Organizer bersama teman saya dengan penghasilan yang lumayan.

Walaupun saya bisa memiliki pekerjaan sementara, tetap saja saya harus mencari pekerjaan tetap dan penghasilan yang tetap. Saya beryukur memiliki orang tua  yang selalu mendukung apapun keputusan yang saya ambil.

Saya menjadi semakin termotivasi untuk mencari pekerjaan yang dapat menunjang kehidupan saya setelah mendengar cerita pengalaman teman satu shibu saya Thasya saat pertemuan divisi mahasiswa. Melalui kegigihannya akhirnya Thasya mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan televisi setelah melamar sekitar 60 perusahaan. Saya betekad dan berdoa untuk mendapat pekerjaan dengan gaji yang memadai dan dapat mendukung saya dalam kegiatan konsenrufu. Apapun yang terjadi masa muda adalah waktunya menantang diri secara berani dengan semangat “Tiada hasil tanpa usaha!

Akhirnya melalui doa yang sungguh-sungguh, saya dapat mendapatkan pekerjaan baru di perusahaan baru, karena begitu gembira saya lupa menanyakan perihal gaji, saya baru mengetahui besaran gaji setelah masuk bekerja pada hari pertama dan dan ternyata gajinya jauh lebih besar dari apa yang saya doakan.

Belum genap 1 bulan saya bekerja, saya sudah menerima gaji yang seharusnya menurut perhitungan hanya mendapat setengah dari gaji. Namun, tanpa diduga saya mendapatkan satu bulan gaji penuh. Selain itu kebijakan kantor perihal cuti terhitung sebulan setelah pameran Sutra Bunga Teratai di bulan September nanti.

Ikeda sensei dalam bimbingannya berkata bahwa ”Apabila kita menjalankan hidup untuk mengumpulkan harta hati, maka nilai sejati dari harta gudang dan harta badan pun akan bermanfaat secara benar. Bisa dikatakan tujuan hidup yang paling penting adalah membangun kekayaan harta hati.”                                                                                                                                                                                                                  

Tekad saya pada tahun 2019 adalah mensukseskan pameran Sutra Bunga Teratai dan lebih aktif lagi dalam pelaksanaan harian dan juga dalam kegiatan divisi mahasiswa.

Saya pasti akan terus berjalan di jalan yang sama dengan guru saya Ikeda Sensei dan akan mencapai kemenangandi tahun “Kemenangan Soka” ini.

 

David Layaputra Pratama Soekamto

Honbu 5 Jakarta, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Bunda Mulia

Nama saya David Layaputra Pratama Soekamto. Saya seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntasi di Universitas Bunda Mulia, dan juga sedang bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta bagian Akuntansi.Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara dan diantara seluruh keluarga saya, hanya saya saja yang mengikuti hati kepercayaan ini.

Pertama kali mengenal hati kepercayaan ini saat saya masih duduk di kelas 2 SMP, sahabat saya bernama Eric mengajak saya untuk ikut dalam pertemuan generasi muda Honbu 5. Tentu saja pada saat itu saya masih ragu-ragu untuk datang ke pertemuan. Namun, teman saya Eric berhasil meyakinkan saya tentang hati kepercayaan ini hingga akhirnya membuat saya memutuskan untuk ikut pertemuan. Pertemuan Generasi Muda tersebut sangat menginspirasi, hanya saja saat itu saya masih merasa bingung mengapa semua orang terus melantunkan Nam Myoho Renge Kyo, di satu sisi saya merasa kagum dan juga nyaman karena sikap hangat dari para anggota yang mau menerima dan menyambut saya dengan baik. Hal inilah yang mendorong saya untuk belajar dan mengenal Soka Gakkai lebih dalam lagi. Saya pun memutuskan untuk aktif di susunan.

Setelah mengikuti kegiatan Soka Gakkai perlahan-lahan saya menjadi banyak belajar dan percaya bahwa dalam diri saya memiliki potensi yang tidak terbatas dan saya harus bisa mengembangkannya. Memasuki jenjang SMA, orang tua saya terutama papa yang masih belum mengetahui Soka Gakkai mulai mempertanyakan apakah kegiatan ini baik untuk anaknya. Akhirnya karena perasaan khawatir papa, saya mulai dilarang untuk mengikuti pertemuan walaupun saya sudah menjelaskan berulang kali kepada papa bahwa Soka Gakkai baik untuk saya dan saya akan tetap berjuang untuk susunan.

Dikarenakan sikap saya dan papa yang begitu keras kepala, menyebabkan pertengkaran diantara saya dan papa, hingga kami pun tidak berbicara satu sama lain untuk beberapa bulan. Saya berusaha terus meyakinkan papa agar diizinkan untuk ikut pertemuan, namun selalu gagal.

Perasaan saya saat itu bercampur aduk karena mendapat penolakan dari papa. Saya merasa sedih dan kecewa. Namun pada akhirnya saya berusaha memahami hati papa dimana kepala keluarga ingin melindungi anaknya. Menghadapi situasi demekian saya pun bertekad untuk merevolusi diri sendiri dan berdaimoku sehingga papa mengizinkan saya untuk bisa menghadiri pertemuan. Saya terus berdaimoku diam-diam agar saya dapat diberikan kesempatan oleh papa untuk aktif di susunan Gakkai. Keadaan ini berlangsung hingga saya tamat SMA.

Ikeda sensei pernah berkata dalam bimbingannya “Hidup memang pelik. Kita ditentukan oleh segala jenis faktor kepribadian, kebiasaan, karma, keluarga. Sulit membebaskan diri dari semua itu, karena semuanya saling terbelit dan terkait. Tetapi, bila kita bertekad untuk mendobrak itu semua dan memasuki suasana jiwa dunia Boddhisatva dan Buddha, dengan menunjukkan kewelasasihan yang lebih besar dalam perbuatan dan perilaku kita, kita mengalami revolusi dalam tindakan kita sendiri yaitu revolusi manusia”

Saya pun bertekad untuk dapat menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung dalam segi keuangan kepada orang tua agar papa dapat melihat saya sebagai anak yang mandiri dan dewasa sehingga dapat memutuskan apa yang menjadi keyakinan dalam hidup saya.

Hati kepercayaan kita tercermin dalam hidup kita sehari-hari, dalam keadaan aktual kita. Doa kita tidak bisa terjawab jika kita tidak melakukan upaya yang tepat untuk situasi kita. Melalui daimoku saya juga dapat memunculkan dari dalam diri saya suatu perasaan harapan yang kuat dan menggerakan hidup saya kearah yang positif dan bermanfaat.

Saya pun mulai mencari pekerjaan dimulai dari penjaga counter handphone milik saudara saya namun hanya berlangsung sebentar saja. Saya juga mempunyai keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan saya di bangku kuliah dan mengingat bimbingan dari Toda Sensei yang mengatakan “ Kita perlu memiliki hati kepercayaan satu orang dan bekerja sekeras tiga orang agar kita berhasil dalam hidup.”

Sayapun mulai memasang target dan mencari kampus yang mana dapat memadai untuk saya biayai sendiri dengan pendapatan saya nanti, akhirnya saya menemukan Universitas yang dimana kampus ini membuka kelas karyawan untuk para calon mahasiswa yang ingin berkuliah sambil bekerja. Saya juga terus berjuang untuk bisa mendapatkan pekerjaan sebagai penunjang kehidupan saya nanti.

Setelah melamar bekerja ke berbagai tempat akhirnya saya mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan penerbangan swasta yang lokasinya tidak jauh dari kampus saya dikarenakan setelah bekerja saya harus langsung pergi ke tempat kuliah..

Di dalam pekerjaan, saya menghadapi banyak tantangan yang mana jam kerja saya tidak sesuai dengan jam kuliah saya. Hal ini menyebabkan saya selalu terlambat untuk masuk kuliah bahkan pernah hampir tidak diizinkan untuk mengikuti ujian. Masa-masa ini sangat membuat saya risau dan sulit bagi saya untuk mengambil keputusan untuk berhenti bekerja ataupun tidak.

Melalui pertimbangan yang sangat berata, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti di pekerjaan tersebut. Tetapi karena saya bertekad dan berdaimoku kembali akhirnya saya bisa menemukan tempat bekerja yang lebih baik dimana teman-teman di kantor sangat mendukung saya serta saya mendapat kompensasi untuk pulang lebih awal untuk berkuliah.

Setelah beberapa bulan bekerja, Papa akhirnya mengizinkan saya untuk kembali aktif di susunan, ini merupakan kemenangan terbesar bagi saya. Hanya saja setelah sekian lama tidak mengikuti kegiatan di susunan saya merasa canggung, sampai suatu ketika saya dihubungi kembali oleh saudari Horita dan Fransisca agar kembali ke susunan dan saat itu saya bertekad untuk tidak meninggalkan susunan apapun yang terjadi.

Tekad saya untuk tahun ini adalah sukses dalam karir dan kuliah saya, dapat secara aktif berkontribusi untuk memajukan divisi mahasiswa, dan akan berjuang untuk kemenangan besar pameran Sutra Bunga Teratai 2019.