Next
Pertanyaaan: Saya sering mendengar anggota SGI berbicara mengenai "Mengubah Karma Menjadi Misi Hidup", akan tetapi saya kurang mengerti apa yang sebenarnya dimaksud dengan konsep itu. Apakah anda dapat menjelaskannya kepada saya?
Jawaban:
Bagaimana jika kita dapat mengubah situasi seburuk apapun menjadi situasi yang bernilai?
Buddhisme Nichiren menyatakan bahwa kita memiliki kemampuan untuk itu. Dan ada beberapa konsep penting yang menjelaskan bagaimana hal itu bisa terjadi. Konsep Buddhis ini meliputi "mengubah racun menjadi obat," "keinginan duniawi adalah pencerahan" dan masih banyak lagi. Konsep "Mengubah karma menjadi misi hidup" mengekspresikan kekuatan transformasi jiwa dari pelaksanaan Buddhis kita.
Secara sederhana, karma dapat diartikan sebagai kumpulan akibat/buah dari semua perbuatan/sebab baik ataupun buruk, di sepanjang kehidupan yang tak terbatas sampai saat ini. Dan meskipun efeknya ini bisa baik ataupun buruk, banyak orang mempunyai kecenderungan bahwa penderitaan ataupun kehilangan yang mereka alami, merupakan "karma buruk" - karma dari sebab buruk yang mereka buat di masa lampau.
Selain mengakui hubungan sebab akibat dari karma, Nichiren Budhisme juga mendorong kita untuk tidak meratapi ataupun terhalangi oleh kejadiaan-kejadiaan yang sudah berlalu.
Sebagai contohnya, Nichiren Daishonin di dalam tulisannya sering mengutip sutra yang berbunyi: "Apabila anda ingin memahami sebab yang anda buat di masa lampau, lihatlah hasil yang terwujud di masa sekarang kini. Dan apabila, anda ingin memahami akibat yang akan terwujud di masa depan, lihatlah sebab yang anda buat sekarang ini" ("Surat Membuka Mata," Tulisan Nichiren Daishonin, Vol 1. p. 279).
Diterangi oleh filosofi Nichiren, kutipan pendek ini mendorong kita untuk memfokuskan diri kita pada saat ini dan menyatakan bahwa kita dapat mengetahui dan membuka potensi hidup kita yang tak terbatas pada saat ini juga. Ini adalah cara bagaimana kita dapat mengubah karma ataupun nasib kita.
Konsep "mengubah karma menjadi misi hidup" juga dapat dikatakan sebagai sebuah ungkapan jaman modern dari prinsip yang dijelaskan dalam Sutra Bunga Teratai, yang berjudul : "Secara sukarela mengambil karma yang sesuai."
Sutra ini menceritakan mengenai Bodhisatwa yang walaupun telah membuat sebab baik untuk mencapai pencerahan, tetapi mereka secara sukarela menundanya. Mereka malah bersumpah untuk terlahir kembali di dunia ini, yang penuh dengan penderitaan dan kejahatan, dan hidup dengan karma mereka masing-masing, yang meliputi masalah dan tantangan yg mengikutinya. Mereka melakukannya karena jiwa welas asih yang mereka miliki, dan yang mereka tunjukkan melalui bukti nyata, sebagai jalan bagi orang-orang untuk mengatasi penderitaan dan mencapai kebahagiaan sejati.
Oleh karena itu, daripada meratapi karma dan menyesali sebab yang kita buat di masa lampau, kisah ini memberitahukan kepada kita bahwa kita akan menjadi lebih kuat ketika kita melihat tantangan yang kita hadapi sebagai sesuatu yang secara sukarela kita ambil, sebagai sumber inspirasi untuk menyadari tujuan hidup dan potensi kita yang sesungguhnya di dalam hidup ini.
Presiden SGI Ikeda mengatakan sebagai berikut: “Semua hal yang terjadi di dalam hidup kita mempunyai makna. Di samping itu, jalan hidup dari orang yang melaksanakan Buddhisme Nichiren adalah untuk menemukan dan mengetahui makna dari segala hal … Sebuah tekad kuat untuk mengubah bahkan karma negatif menjadi misi dapat mengubah dunia ini secara drastis. Dengan mengubah suasana jiwa kita, kita dapat mengubah semua penderitaan ataupun kesulitan menjadi sumber kebahagiaan, menganggapnya sebagai sebuah inspirasi untuk menempa dan mengembangkan hidup kita. Sikap untuk mengubah bahkan sebuah kesedihan menjadi sebuah sumber kreativitas adalah cara hidup dari orang yang melaksanakan Budhisme Nichiren” (Agustus 2015, Living Buddhism, halaman 57).
Karena tantangan dan “karma buruk” yang kita punya, kita biasanya dapat dengan tulus menyebut Nam-myoho-renge-kyo, melaksanakan Buddhisme dengan tulus dan dengan demikian pula mengubah nasib kita pada tingkat yang paling mendasar. Ketika kita hidup dan melampaui semua tantangan kita dan dengan menerapkan sikap bahwa seluruh tantangan yang kita hadapi adalah kesempatan untuk tumbuh, kita bukan hanya dapat menginspirasi orang lain dengan tantangan yang serupa, kita juga akan memperoleh suasana jiwa yang luas dan kuat yang tidak akan dapat dihancurkan oleh apapun juga. . (You Were Born to Win, pp. 17–18)
Diterjemahkan dari majalah SGI-USA 'World Tribune"
Mengubah Penderitaan Menjadi Misi Hidup oleh Ida Gbodossou Adjevi, Togo