Menu
Komunitas

Komunitas

Mengubah Karma Menjadi Misi Meraih Impian

Living Buddhism: Halo, Mayur, terima kasih telah berbagi pengalaman Anda dengan kami. Bagaimana Anda mulai melaksanakan Buddhisme?

Mayur Gupta: Istri saya, Savera, memperkenalkan saya kepada SGI pada tahun 2006. Dia memiliki tujuan hidup yang kuat. Dia membuat saya menyadari betapa hidup saya kurang fokus. Saya memiliki gelar master, mendapatkan pekerjaan yang bagus di India dan akhirnya pindah ke Amerika Serikat melalui pekerjaan itu. Meskipun prestasi saya bagus dalam kerja, saya tidak memiliki impian besar ataupun misi dalam hidup. Kehidupan sehari-hari saya nyaman, yang membuat saya takut mencari suasana baru dan mencoba hal-hal yang baru.

Apa karunia pertama Anda?

Mayur: Saya pertama kali merasakan kekuatan melantunkan Nam-myoho-renge-kyo ketika keluarga saya merencanakan perjalanan ke luar negeri. Paspor saya harus diperpanjang tetapi pada minggu keberangkatan, paspor masih belum selesai. Inilah pertama kalinya saya membawa masalah yang tampaknya tidak mungkin diselesaikan kepada Gohonzon dan menguji kekuatan agama ini saya. Malam sebelum perjalanan kami, paspor saya tiba di rumah. Hal itu mungkin tampak kecil tetapi bagi saya itu luar besar. Diri saya yang sebelumnya akan menyerah, tetapi kali ini, saya melantunkan daimoku kepada Gohonzon, mengarahkan setiap sel di tubuh saya menuju kemenangan. Saya belajar bahwa saya bisa membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Bagaimana Anda mengembangkan pelaksanaan Anda?

Mayur: Saya mulai aktif membantu pemuda lainnya memperkuat praktik Buddhis mereka dan berpartisipasi dalam grup pelatihan pemuda seperti Gajokai dan Grup Sokahan. Saya juga mulai mempelajari dorongan semangat Ikeda Sensei, tetapi sulit memahami konsep memiliki guru kehidupan. Sampai saat itu, ketika saya berusaha mencapai suatu tujuan, motivasi saya adalah membanggakan keluarga saya, terutama ibu saya. Namun lewat mempelajari tentang kehidupan dan upaya Sensei untuk kosen-rufu, secara alami, saya merasa ingin membuat beliau bangga dan ingin berbagi kemenangan saya dengannya. Seiring waktu, saya melihat Sensei sebagai orang yang telah menunjukkan bukti yang pasti dalam pelaksanaan ini dan sebagai muridnya, saya ingin menunjukkan bukti yang pasti juga. Beliau memberi saya keberanian untuk berjuang meraih yang tak terbayangkan.

Bagaimana kehidupan Anda berkembang?

Mayur: Sejak saya mulai menjalani hidup berdasarkan prasetia, saya dan keluarga telah menerima karunia yang luar biasa, dari menang atas tantangan kesehatan yang mengancam nyawa hingga mengatasi perselisihan keluarga. Saya harus katakan, karunia terbesar dari semuanya adalah saya dan istri menyambut kelahiran putri-putri kami, Samaya dan Alaya.

Beberapa tahun yang lalu, saya mulai melantunkan daimoku dengan pertanyaan: Bagaimana saya bisa membuktikan keagungan guru saya dan kekuatan Nam-myoho-renge-kyo? Saya ingin menunjukkan bukti nyata yang tak terbantahkan dari praktik saya sambil berkontribusi besar kepada dunia. Satu tujuan yang tak terbayangkan terlintas di benak saya: Menjadi salah satu kepala eksekutif terkemuka di negara ini. Saya merasa tujuan ini akan menjadi GPS (Sistem Pemosisi Global) yang sempurna untuk hidup saya. Itu akan memungkinkan saya untuk membuktikan bahwa saat Anda menempatkan kosen-rufu sebagai pusatnya, Anda akan mencapai hal yang tak terpikirkan dalam setiap aspek kehidupan.

Itu tentu saja tekad yang kuat. Apa yang terjadi selanjutnya?

Mayur: Pada tahun 2019, saya dipekerjakan sebagai kepala bagian pemasaran (CMO) untuk sebuah perusahaan teknologi dan pengiriman pangan, yang membawa kami dari Chicago ke Kota New York. Ini disusul dengan serangkaian kemenangan lainnya. Saya diangkat sebagai anggota dewan independen untuk perusahaan publikasi berita terbesar di negeri, putri kami diterima di sekolah impiannya dan kami menemukan apartemen yang berjarak dekat ke Pusat Kebudayaan SGI-Amerika New York. Saya dinobatkan sebagai salah satu dari 50 pemimpin pemasaran terobosan di majalah Forbes pada tahun 2019. Saya melihat ini sebagai langkah kecil untuk memenuhi misi hidup saya untuk membuktikan keagungan Buddhisme ini.

Buddhisme mengajarkan bahwa ketika Anda membuat tekad yang kuat, rintangan pasti mengikuti. Apakah ini terjadi pada Anda?

Mayur: Iya, tahun 2020 adalah tahun yang penuh naik turun dalam pekerjaan. Meskipun sebagai salah satu eksekutif berkinerja terbaik dalam tim manajemen, saya merasa nilai-nilai perusahaan berbeda dengan saya. Awal tahun lalu, saya lelah secara mental dan emosional. Kemudian pandemi COVID-19 melanda. Saya ragu tentang potensi saya sendiri dan dicekam rasa takut kehilangan pekerjaan.

Pada tanggal 24 April, saya diminta untuk keluar dari perusahaan akibat perbedaan nilai kami. Saya tahu jauh di lubuk hati bahwa saya telah menang dengan berpegang teguh pada keyakinan dan nilai-nilai saya meskipun ketidakpastian masa depan membayangi saya dan keluarga. Ketika istri dan saya berbagi kabar ini dengan putri-putri kami yang berumur 10 dan 6 tahun, kami semua berpelukan satu sama lain dengan gembira. Kami tertawa dan bertekad kuat untuk mengubah racun menjadi obat. Kami melantunkan daimoku sebagai sekeluarga untuk memulai hal yang akan menjadi perjuangan profesional tersulit dalam karier saya.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Mayur: Kegembiraan ini segera berubah menjadi tarik-menarik yang terus-menerus antara kenegatifan batin dan Kebuddhaan saya. Saya menantang kecemasan, ketakutan dan keraguan dengan pelantunan daimoku yang kuat dan teguh. Semakin saya melantunkan daimoku, makin saya merasakan terima kasih dan keyakinan kuat bahwa saya harus menang, tidak peduli apa pun yang terjadi. Saya tidak dapat mengatakan berapa banyak kali dalam satu hari saya berayun dari satu sisi ke sisi lainnya. Namun saya tidak pernah pergi tidur dengan menyerah.

Saya terjun dalam kegiatan SGI dan menyemangati anggota sebagai pemimpin bapak daerah. Setiap kali keraguan muncul, saya kembali ke Gohonzon. Saya meletakkan sebuah kartu di altar Buddhis, di sana saya menulis semua yang saya syukuri dan membacanya setiap hari. Saya dengan bangga memberi tahu para anggota tentang perjuangan saya karena saya ingin setiap orang melihat bagaimana kita dapat berjuang dengan gembira melalui pelaksanaan Buddhisme ini. Saya tahu bahwa ini akan membuat laporan kemenangan akhir saya makin menyemangati semua orang.

Saya juga melantunkan daimoku untuk berbagi Buddhisme Nichiren dengan orang lain. Ada banyak orang muda yang menghubungi saya melalui platform jaringan profesional daring, menanyakan tentang filsafat hidup saya. Pada tahun 2020, saya berbagi Buddhisme Nichiren SGI dengan sedikitnya 25 orang dan sembilan dari mereka mulai melantunkan daimoku dan menghadiri pertemuan.

Apakah ada bagian bimbingan tertentu yang menginspirasi Anda untuk terus bertahan?

Mayur: Iya, saya mempelajari satu bagian bimbingan Sensei dari “Surat kepada Misawa,” beliau menulis:

Josei Toda Sensei sering berkata: “Ketika harus berjuang melawan karma berat dan melaksanakan revolusi manusia, rintangan dan kesulitan besar sebenarnya dapat menjadi daya gerak yang kuat, mendorong kita maju. Hanya berjalan di jalan yang datar tidak akan membantu mengubah karma kita.” Semakin besar kesulitan dan tantangan yang kita hadapi, semakin besar suasana jiwa yang dapat kita kembangkan. Oleh karena itu, kita tidak boleh terintimidasi oleh tiga rintangan dan empat iblis—yaitu rintangan dan halangan yang pasti muncul dalam perjalanan praktik Buddhis kita. Kearifan yang muncul dari kepercayaan memungkinkan kita mengerti fenomena tersebut, mengenalinya sebagaimana adanya berdasarkan ajaran Nichiren Daishonin dan menganggap kemunculannya sebagai kesempatan untuk mengubah karma kita. Kita kemudian dapat bangkit dengan keyakinan dan keberanian yang lebih dalam, melantunkan Nam-myoho-renge-kyo dengan tekad yang teguh dan terus maju dengan berani. (Ajaran Penuh Harapan Nichiren Daishonin, hlm. 167). Saya sangat ingin menang untuk keluarga saya, anggota seperjuangan SGI dan guru saya.

Bagaimana sebab-sebab ini terwujud di lingkungan Anda?

Mayur: Saya harus menghadapi serangkaian kemunduran sebelum ada terobosan. Setelah delapan kali wawancara untuk jabatan kepala bagian pemasaran di perusahaan Fortune 500, saya mencapai sesi terakhir dan lolos diterima. Dua minggu kemudian, perusahaan lain menawari saya jabatan sebagai CMO, tetapi entah mengapa, mereka memutuskan tidak melanjutkan tawaran tersebut. Saya merasa sedih. Namun dengan kembali pada studi Buddhis, saya dapat melihat dengan jelas bahwa fungsi iblis berusaha memengaruhi tekad saya agar saya putus asa. Saya memilih melawannya dengan kepercayaan.

Kemudian, sesuatu di luar imajinasi saya terjadi. Saya ditawari oleh perusahaan berita terbesar di Amerika untuk bergabung sebagai kepala bagian pemasaran dan strategi. Ini bahkan tidak ada dalam rencana saya karena perusahaan tersebut sudah memiliki presiden yang memiliki pengalaman dan keterampilan yang lebih kuat daripada saya.

Pada 8 September 2020, saya memulai peran baru yakni saya bertanggung jawab untuk membangun nama perusahaan menjadi merek budaya yang autentik, yang bangkit untuk jurnalisme yang tidak memihak dengan misi membantu membangun komunitas lokal yang memungkinkan penduduk dan bisnis lokal dapat berkembang. Saya bertekad untuk menjadikan pekerjaan saya sebagai panggung upaya kosen-rufu, tempat saya akan menjadi mercusuar harapan bagi semua orang di lingkungan saya. Sebulan kemudian, pada 1 Oktober saya menduduki peringkat no.14 dalam daftar kepala bagian pemasaran (CMO) yang paling berpengaruh di dunia versi majalah Forbes.

Sungguh kemenangan yang luar biasa! Apa yang telah Anda pelajari melalui perjuangan Anda pada tahun 2020?

Mayur: Menurut saya, ada tiga pelajaran utama. 1) Cara kami bersatu sebagai keluarga dengan kegembiraan dan rasa terima kasih adalah bukti nyata terbesar dan akan selamanya ada di dalam hati kami. 2) Saya benar-benar memahami bagaimana mengenali dan tidak terkalahkan oleh tiga rintangan dan empat iblis. 3) Saya sekarang dapat melihat dengan jelas kecenderungan negatif saya sendiri sebagai seorang profesional yang perlu saya ubah. 

Apa cita-cita Anda menuju tahun 2030?

Mayur: Menuju tahun 2030, saya ingin memperkenalkan lebih dari 100 orang ke SGI sehingga mereka juga dapat mengubah hidup mereka. Saya juga berjuang untuk kemenangan yang tak terbayangkan di rumah, pekerjaan dan masyarakat. Saya benar-benar ingin putri-putri dan keponakan saya menjadi orang berkemampuan dan pemudi-pemuda yang dipercayai yang bisa mendukung gerakan kosen-rufu dan bangkit memperjuangkan perdamaian dunia bersama Sensei.

Sumber: Living Buddhism, majalah Soka Gakkai Amerika Serikat, edisi Januari 2021