Sebelumnya
Saya menganut kepercayaan ini sejak berusia 15 tahun. Kami sekeluarga ikut melaksanakannya setelah Mama mulai menganut Buddhisme Nichiren Soka Gakkai.
Sejak kecil, saya adalah anak yang pendiam dan pemalu, bahkan tidak berani menatap muka lawan bicara. Nilai sekolah pun kurang baik. Saya kurang menikmati masa-masa sekolah. Menginjak SMA, saya mulai melantunkan Nam-myoho-renge-kyo, dari awalnya hanya tiga kali, menjadi 5 menit, 10 menit, hingga 30 menit setiap hari secara konsisten.
Saya merasakan perubahan siginfikan sejak mulai rutin berdaimoku. Saya menjadi sosok yang lebih berani, supel dan percaya diri. Saya berhasil mendapatkan banyak teman saat masuk SMA, bahkan ditunjuk untuk memimpin lomba paduan suara dan berhasil mendapatkan juara pertama. Hal ini meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan yang kuat akan Buddhisme ini.
Kepercayaan diri yang meningkat ini membuat saya bisa lebih menikmati sekolah. Nilai-nilai saya yang sangat buruk semasa SMP meningkat sangat drastis, bahkan saya masuk peringkat 10 besar dalam Olimpiade Sains Nasional bidang Fisika Astronomi saat SMA. Saya sangat berezeki bisa mengasah kemampuan untuk berbicara di depan umum. Saya selalu ditunjuk oleh guru untuk mengikuti lomba pidato, pembaca berita, mendongeng, dan sebagainya. Inilah karunia luar biasa yang saya rasakan dari kekuatan doa kepada Gohonzon. Inilah revolusi manusia saya!
Setelah lulus SMA, saya melanjutkan kuliah di kelas sore agar bisa bekerja dan menghasilkan uang untuk biaya kuliah. Itulah tekad dan doa saya kepada Gohonzon.
Selama menunggu perkuliahan dimulai, saya berkesempatan menjadi asisten guru kimia untuk mengenalkan pelajaran kimia bagi siswa baru. Saya memberikan nomor telepon seluler saya kepada semua siswa baru saat jam istirahat, dan menawarkan diri untuk menjadi guru bimbingan belajar. Meski sangat malu pada saat itu, saya yakin inilah jalan yang diberikan Gohonzon.
Dari ratusan anak yang saya berikan nomor seluler saya, hanya ada satu yang tertarik. Kosnya berada di area yang padat penduduk karena terletak di sebelah sekolah. Betapa rejekinya saya. Saat saya mengajar, akan banyak sekali anak lain yang melihat dan tertarik bimbingan belajar dengan saya. Tidak butuh waktu lama saya bisa mendapat tiga murid sekaligus.
Perkuliahan pun dimulai, saya mulai sibuk untuk mengatur jadwal. Di pagi hari saya akan melakukan persiapan untuk kuliah dan mengajar, di siang hari saya langsung mengajar anak-anak les, dan sore hingga malam hari saya kuliah di kampus. Saya sangat bersyukur bahwa murid pertama saya tinggal di kos, sehingga murid-murid saya yang lain juga tinggal di kos yang sama. Saya bahkan tidak perlu repot untuk berpindah tempat mengajar dari satu tempat ke tempat lainnya. Ini sungguh karunia yang luar biasa. Saya bertekad memperbanyak jumlah murid les saya, dan akhirnya menjadi puluhan anak setiap tahunnya.
Pada Januari 2016, saya berhasil lulus kuliah dengan predikat cumlaude dalam waktu 3,5 tahun. Setelah lulus, saya mempunyai lebih banyak waktu untuk mengembangkan bimbingan belajar yang saya kerjakan bersama kakak saya. Saya bisa mengajar lebih banyak murid, dimulai dari pukul 14.00-21.00 setiap harinya.
Pada April 2017, saya mengikuti kursus pelatihan pemudi Soka Gakkai Indonesia di Jakarta. Saat menulis tekad baru untuk dilaporkan kepada Ikeda Sensei, muncul kearifan untuk membuka usaha baru meski saat itu belum ada gambaran sama sekali.
Pada awal tahun 2018, saya membawa kue buatan Mama dan dengan senang hati membagikannya kepada murid-murid saya. Salah seorang murid langsung memesan 35 cupcakes untuk merayakan hari ulang tahunnya. Saya menerima pesanannya tanpa pengetahuan apa pun tentang pembuatan cupcakes. Kami hanya mengandalkan tutorial di media sosial untuk mempelajarinya.
Setelah pesanan pertama ini sukses, entah mengapa para murid suka meminta saya membuatkan berbagai macam kue. Modal saya hanyalah video tutorial dari media sosial sehingga saya mulai belajar sedikit demi sedikit tentang dunia kue. Saat mulai berjualan melalui media sosial. Awalnya tidak banyak pembeli, kue buatan saya juga masih kurang bagus karena masih amatiran. Tentu saja banyak kesalahan seperti masalah desain, pengemasan, dan pengiriman. Banyak dari pembeli yang memuji kue saya bagus dan unik, tetapi banyak juga yang mengatakan hasil kue saya jelek dan tidak sesuai harapan mereka akibat berbagai hal. Namun seiring berjalannya waktu, saya belajar banyak sekali dari pengalaman, memperbaiki semua kesalahan serta meningkatkan mutu dan kualitas bahan meskipun pesanan masih sangat sedikit. Saya tidak terlalu ambil pusing karena memang toko kue ini hanyalah kerja sambilan yang sangat saya nikmati dan bisa menambah penghasilan.
Saat pameran Sutra Bunga Teratai diselenggarakan di Jakarta, yang memutuskan untuk bertugas sebagai pemandu selama seminggu, karena jadwal mengajar saya yang cukup luang pada bulan Oktober. Pada hari keempat bertugas di Jakarta, saya mendapat pesan singkat dari seseorang. Dia bertanya apakah saya bisa membuatkan 650 cupcakes bertema natal. Saya langsung menyanggupinya meskipun saya sendiri bingung cara untuk memenuhi pesanannya karena dalam sehari saya hanya bisa membuat 8-12 cupcakes saja. Dalam waktu seminggu, setiap hari saya mencicil pengerjaan hiasan cupcakes. Berkat bantuan Mama dan kakak saya, akhirnya saya menyelesaikan pesanan ini. Pelanggan sangat puas dengan hasilnya. Dari sinilah pesanan saya semakin bertambah karena mulai dikenal lebih banyak orang. Pesanan saya meningkat berkali-kali lipat. Inilah rezeki yang saya dapatkan dengan berjuang di pameran Sutra Bunga Teratai.
Sejak pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia pada Maret 2020, pekerjaan saya memberikan bimbingan belajar tidak terlalu terdampak. Namun saya kehilangan banyak pesanan kue karena banyak acara pelanggan dibatalkan akibat aturan pemerintah yang melarang kerumunan orang.
Namum saya yakin “musim dingin pasti berubah menjadi musim semi!” Setelah vakum hampir 2 bulan, masyarakat mulai kembali melakukan selebrasi acara mereka. Momen Idul Fitri semakin menambah suasana perayaan sehingga membuat pesanan kue saya membeludak setiap hari. Saya bahkan harus mendekorasi dan memanggang kue sampai tengah malam setiap hari. Dengan banyaknya waktu luang saya karena bekerja dari rumah, saya bisa membuat banyak produk baru, belajar tentang dekorasi terkini dan ilmu memanggang kue. Saya memanfaatkan situasi pandemi ini untuk menciptakan nilai yang berguna bagi hidup saya. Saya merasa sangat berezeki dalam pandemi yang luar biasa sulit ini dan dipenuhi rasa terima kasih kepada Gohonzon!
Toko kue saya semakin berkembang dan pengikut toke kue saya di media sosial bertambah dari puluhan orang menjadi lebih dari empat ribu orang. Pesanan yang pada awalnya hanya satu atau dua kali sebulan, kini menjadi setiap hari. Sekali lagi saya merasakan bukti nyata kekuatan Gohonzon. Ikeda Sensei berkata “Melaksanakan Buddhisme berarti menang. Dalam kemajuan selangkah demi selangkah di tengah kenyataan hidup sehari-hari, dalam bukti nyata menjadi pemenang, kita sebenarnya sedang menunjukkan kebenaran dari Buddhisme Nichiren Daishonin melalui diri kita sendiri. Kita menjadi sumber harapan dan inspirasi bagi orang-orang yang hendak mengikuti kita dalam jalur kepercayaan.”
Meskipun kondisi kehidupan selalu berubah-rubah, saya bertekad untuk terus maju melakukan upaya terbaik dalam segala perjuangan saya, baik dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan, maupun kepercayaan dan kosen-rufu, seumur hidup saya.
Pada September 2021 yang lalu, saya bertugas untuk menjadi pembawa acara Pertemuan Filosofi Kebahagiaan (PFK) yang ke-3.
Pada awalnya saya ragu, mampukah saya memandu acara yang akan ditonton oleh ribuan orang. Namun saya ingat bimbingan Ikeda Sensei: “Masa muda sungguh luar biasa. Namun sayangnya, kita seringkali kurang menghargainya sewaktu kita masih muda. Hidup berlalu dengan cepat. Sebelum kita menyadarinya, kita sudah tua. Daripada hidup dengan lembaran kosong, jalanilah kehidupan yang penuh dengan kenangan perjuangan yang kita lakukan sebaik-baiknya. Tidak meninggalkan sejarah apa pun, hanya tumbuh tua dan mati, adalah cara yang sedih untuk menjalani hidup.”
Saya pun memutuskan untuk menantang diri dengan berani sebagai pembaca acara.
Di tengah kesibukan dalam pekerjaan dan persiapan menjadi pembawa acara ini, muncul banyak sekali masalah yang mengganggu pikiran saya. Namun saya bertekad bahwa hari penyelenggaraan PFK harus menjadi titik tolak terkabulnya doa-doa saya dan PFK pasti sukses besar!
Doa dan tekad saya antara lain: (1) bisa berdialog Buddhisme dengan pacar saya, (2) ingin menikah dengan pemberkatan Soka Gakkai, dan (3) ingin membeli rumah sebelum 5 September 2021.
Entah bagaimana, tiba-tiba pacar saya memberikan kwitansi pembelian tanah di sebuah perumahan di Kota Kebumen, kota tempat kami akan tinggal setelah menikah. Setelah menyaksikan PFK, dia sangat penasaran tentang Soka Gakkai. Dia bertanya tentang banyak hal dan bahkan meminta tautan video PFK supaya dia bisa belajar melantunkan Nam-myoho-renge-kyo perlahan-lahan. Saya pun memberikan penjelasan yang mudah dimengerti mengenai pelaksanaan Buddhisme Nichiren, seperti pelantunan Nam-myoho-renge-kyo untuk mengubah nasib, dan ketika kita melantunkan Nam-myoho-renge-kyo dengan penuh keyakinan maka tiada doa yang tidak terkabulkan, tidak ada rezeki yang tidak kunjung datang.
Awalnya dia ingin sekali menikah di gereja tetapi, mungkin karena doa saya yang sungguh-sungguh, pada akhirnya dia ingin menikah secara agama Buddha Soka Gakkai. Semua doa saya terkabul sepenuhnya. Meskipun belum terealisasi secara nyata, saya akan pastikan semuanya terwujud nyata. Saya akan membuktikan kekuatan doa dari kepercayaan Buddhisme Nichiren Soka Gakkai.
Terakhir, saya ingin berbagi bimbingan dari Ikeda Sensei, “Tiada doa yang tak terkabulkan dengan Gohonzon. Kita memiliki Gohonzon yang paling agung di dunia. Kita memiliki permata yang dapat mengeluarkan pusaka apa pun sesuai keinginan kita. Yang penting adalah kekuatan kepercayaan dan kekuatan pelaksanaan kita sendiri, yang akan memunculkan kekuatan Buddha dan kekuatan Hukum (atau Dharma). Tidak mungkin doa kita tidak terkabulkan. Apa pun yang terjadi, kita tidak akan kalah. Itulah esensi dari kepercayaan [Buddhisme Nichiren] ini.”